Terimakasih pada angka 13pada kalender yang menjadi awal dari kisah
panjang ini..
Aku memang sengaja hari ini ingin
tidak memberitahumu bahwa aku selalu mengingat tanggal ini, anggap saja aku
lupa. Aku menuliskan ini dari desakan beberapa rasa yang tiba-tiba menyenggol
ruang kerja kepalaku. Atau sebut saja aku terlalu malu memberitahumu bahwa aku
rindu. Entah berapa juta detik lalu mata kita pernah beradu, lalu merekam
setiap gambarmu dalam retinaku.
Sebut saja cinta adalah perjalanan sekaligus pelajaran. Perjalanan
tempat kita saling menemukan, pelajaran tempat kita saling mendewasakan.
Setelah berulang kali jatuh cinta dan patah hati. Setelah berulang kali
menemukan, namun akhirnya melepaskan. Setelah berulang kali bersyukur atas
sebuah pertemuan dan belajar atas perpisahan. Setelah berulang kali menemukan
rumah namun kamu hanya dianggap tempat singgah. Setelah kamu merasa dialah
orang yang tepat, sampai kepadanyalah hatimu menutup pintu rapat-rapat.
Priaku masih ingatkah dulu? Cara kita
bertemu dulu adalah salah, dibelakang wanitamu. Kita bermain dengan perasaan.
Tapi keinginan kita bersama akhirnya jatuh pada waktu dan tempat yang tepat,
aku yakin sejak pertama bertemu denganmu pasti kita akan saling memiliki.
Seperti yang kamu bilang, kamu ingin menganggapku lebih dari hanya seorang
adik. Bahwa kamu mengatakan kamu ingin menyembuhkan aku dari luka yang masih
basah itu. Inilah yang saat itu aku percaya bahwa cinta selalu tiba dengan cara
yang berbeda.
Priaku, sejak tanggal 13 itu. Aku sudah boleh memanggilmu seperti
itu? sudah boleh menggenggam tanganmu tanpa harus merasa malu-malu didepan
semua orang? Sudah boleh meminta temu tanpa harus menyembunyikan pertemuan kita
dari seorang di masa lalumu? Sudah boleh memintamu mencubit pipiku? Karna aku
takut ini hanya bagian dari bunga tidur.
Kamu tahu, aku pernah takut untuk
memiliki lagi. Karna aku tidak siap untuk melepasnya terlalu dini. Tapi
bukankah tidak pernah ada seorangpun yang siap akan kehilangan? Aku berharap
tetap akan menjadi seseorang yang kau cintai dengan cara-caramu yang sederhana.
Aku berharap kita akan selalu seperti ini.
Kamu adalah jawaban dari ribuan hari
aku melipat jemari, mengirimkan doa-doa pada Tuhan. Kamu adalah hadiah yang
dulu disembunyikan Tuhan saat aku lulus untuk merelakan orang-orang yang aku
cintai pergi. Kamu adalah sesuatu yang pernah kusangkal, pun tak
kusangka-sangka adanya, namun kini terasa begitu kekal. Kamu tahu bahwa waktu
akan berputar, tapi semoga tak satupun rasa akan memudar.
Seperti yang sudah-sudah resiko
bertemu adalah berpisah. Entah kapan, entah lusa, entah beberapa pekan lagi.
Entah bagaimana membuat segalanya baik-baik saja. Karena melangkah, takut
membuat segalanya berubah dan mundur pun takut seperti mengabaikan kesempatan
yang sudah ditawari. Tapi segala rasa takut itu hanyalah mimpi buruk, yang bisa
kita atasi saat kita telah terbangun nanti. Semoga segalanya di waktu yang
tepat, tanpa perlu ada yang berubah menjadi asing. Semoga segalanya tiba
diwaktu yang tepat, tanpa ada yang menyesali karena telah terlambat. Semoga
pertemuan kita waktu itu, bukan berujung pisah. Semoga tidak ada yang
mengingkari atau saling menyakiti.
Aku
Kamu
Saling menemukan, saling menjaga, saling
tak ingin berpisah
Selamat tanggal 13~