19 Desember, 2013

Aku masih salah


Maafkan aku, jika aku masih terlalu sulit memahami tentangmu, bukan aku yang membuat keadaan menjadi semakin rumit. Kali ini aku mohon kamu mengerti aku. Karena aku sudah dijajah oleh rindu yang selalu menghantuiku.

Aku sadar aku terlalu egois bermain dengan rinduku tanpa mengertimu, Sulit untuk menghiraukan sebuah rindu yang telah membeku kaku. Sebesar apapun keegoisank, aku tetap berusaha memahami kesibukanmu, mengerti apa yang kamu rasakan. Aku tau setiap berapapun menit yang kamu punya selalu untukku, mungkin itu sangat menjenuhkan untuk menjaga sebuah komitmen.

Aku bukan mengeluh, aku hanya ingin mengajakmu bernostalgia dan memainkan ingatanmu tentang apa yang pernah kita lakukan disaat kita ingin mengawali hubungan kita. Apabila kamu sudah mengingatnya, maka "berkacalah" pada saat-saat indah itu. Aku merasa beberapa bulan terakhir ini mempertahankanmu dengan sepihak. Tapi aku terlalu dan sudah sangat sadar, KAMU SIBUK kamu sudah tak memiliki waktu seperti dulu untuk membicarakan dan bercanda tentang hal-hal kecil yang kita alami setiap hari.


Entah Apa Arti Gelisah Ini?


Gelisahku dan kekhawatiranku ini sewajarnya. Tapi aku berusaha tetap menutupinya, iya menutupinya seperti yang kamu minta. Meskipun kamu tak memintaku untuk menutupinya tapi kamu memintaku untuk menghilangkan gelisah dan khawatirku, tapi aku tetap tak bisa menolak saat rasa gelisah itu datang dan aku hanya bisa bertahan saat rasa gelisah itu menghampiriku dan mencoba mengabaikannya. Apapun itu, bagiku yang terpenting aku tak mau berbagi banyak resahku denganmu dan tak sepantasnya aku mengungkapkannya. Entah aku berusaha menghilangkan resah gelisahku itu atau aku bertahan memendamnya sendiri yang terpenting resahku itu tak terbaca oleh siapapun terutama Kamu..

Sampai dimana saat itu aku benar-benar bisa lolos dari resah gelisah dan pemikiran negatif yang dapat menghentikan perjalanan kita ku kapan saja. Kamu yang telah membuatku memiliki perasaan sedalam ini dan kamu juga yang membuatku takut kehilangan kamu tapi kamu juga yang mengatakan padaku bahwa “sekarang tak perlu dilebih-lebihkan perasaan yang ada, hilangkan sifat  manjamu yang hanya membuatmu rugi” >< dulu = “Aku, sayang sama kamu. Dan kamu juga harus sayang sama aku” aku sangat mengingatnya. Bolehkah aku saat ini juga memaksamu untuk “Aku takut kehilanganmu, dan aku juga ingin kamu takut kehilanganku” aku mengerti dari awal kamu memintaku untuk menemanimu karena tuntunan kata hatimu. Tapi apakah suatu saat kamu menghilang dariku juga dengan alasan yang sama. Hati tetap hati dan tetap sakit dan akan membekas saat terluka.

Aku belajar mengertimu, tapi aku juga ingin kamu mengertiku. Tersenyumlah meski sedikit saat aku berusaha membuatmu tersenyum meski itu konyol, karena jujur aku iri disaat orang lain bisa membuatmu tertawa lepas kenapa aku sendiri tidak bisa melakukan itu. Tapi justru disaat aku merasa sedih atas kamu, kamu lebih cepat marah. Jadi, disaat itulah aku mulai merasa aku sulit membuatmu tertawa lepas tapi sangat mudah bagiku membuatmu tak enak hati, lalu apa gunanya aku sebagai kekasihmu? (aku tak pernah mau menanyakan hal itu)