Gelisahku dan kekhawatiranku ini sewajarnya. Tapi aku
berusaha tetap menutupinya, iya menutupinya seperti yang kamu minta. Meskipun
kamu tak memintaku untuk menutupinya tapi kamu memintaku untuk menghilangkan
gelisah dan khawatirku, tapi aku tetap tak bisa menolak saat rasa gelisah itu
datang dan aku hanya bisa bertahan saat rasa gelisah itu menghampiriku dan
mencoba mengabaikannya. Apapun itu, bagiku yang terpenting aku tak mau berbagi
banyak resahku denganmu dan tak sepantasnya aku mengungkapkannya. Entah aku
berusaha menghilangkan resah gelisahku itu atau aku bertahan memendamnya
sendiri yang terpenting resahku itu tak terbaca oleh siapapun terutama Kamu..
Sampai dimana saat itu aku benar-benar bisa lolos dari resah gelisah dan pemikiran negatif yang dapat menghentikan perjalanankita ku kapan saja. Kamu yang telah membuatku memiliki
perasaan sedalam ini dan kamu juga yang membuatku takut kehilangan kamu tapi
kamu juga yang mengatakan padaku bahwa “sekarang tak perlu dilebih-lebihkan
perasaan yang ada, hilangkan sifat
manjamu yang hanya membuatmu rugi” >< dulu = “Aku, sayang sama
kamu. Dan kamu juga harus sayang sama aku” aku sangat mengingatnya. Bolehkah
aku saat ini juga memaksamu untuk “Aku takut kehilanganmu, dan aku juga ingin
kamu takut kehilanganku” aku mengerti dari awal kamu memintaku untuk menemanimu
karena tuntunan kata hatimu. Tapi apakah suatu saat kamu menghilang dariku juga
dengan alasan yang sama. Hati tetap hati dan tetap sakit dan akan membekas saat
terluka.
Sampai dimana saat itu aku benar-benar bisa lolos dari resah gelisah dan pemikiran negatif yang dapat menghentikan perjalanan
Aku belajar mengertimu, tapi aku juga ingin kamu mengertiku.
Tersenyumlah meski sedikit saat aku berusaha membuatmu tersenyum meski itu
konyol, karena jujur aku iri disaat orang lain bisa membuatmu tertawa lepas
kenapa aku sendiri tidak bisa melakukan itu. Tapi justru disaat aku merasa
sedih atas kamu, kamu lebih cepat marah. Jadi, disaat itulah aku mulai merasa aku sulit membuatmu tertawa lepas tapi sangat mudah
bagiku membuatmu tak enak hati, lalu apa gunanya aku sebagai kekasihmu?
(aku tak pernah mau menanyakan hal itu)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking