10 November, 2015

Day 1 - #30harimenulis : Teruntuk Aku Yang Sedang Sembunyi di Belakangmu


Lidahku terasa kelu untuk mengisahkannya, lebih baik aku simpan dalam hati dan kuluapkan dalam sebuah tulisan dan menjadikannya santapan lezat untuk kubaca sendiri..

Sadarkah, bahwa aku bersusah payah menjaga hatimu saat kau tak ada disampingku? Mungkin caraku menjaga hatimu membuat mereka malah terluka. Tapi tak apa bagiku, mungkin buat mereka marah atau bahkan kecewa kepadaku. Tapi aku sangat sadar apabila aku tetap meladeni mereka ada seseorang yang jauh akan lebih terluka yaitu KAMU. Tenang aku tak akan menanyakan apa kau juga melakukan hal ini, jika kau tetap memaksa ingin menjawab. Aku mohon simpan saja jawabanmu itu

Apabila aku terluka, tenanglah aku punya obat ampuh yang bernama waktu. Waktu itu luarbiasa memberiku banyak pelajaran.

Mungkin ini garis terberat aku mencintaimu. Ada baiknya aku memohon ampun, mengakui kelemahan, menjunjung tinggi belas kasihan dan tak lupa berterima-kasih.

Sayang, aku tidak hanya ingin sekadar “pernah” ada, tetapi siap dan lagi bisa. Bila lengah mata melihat atau lelah pundak memikul, ketahuilah langkahku tetaplah engkau! Aku ingin terlempar untuk membentur bola matamu, lalu terus menggelinding di atas tiap esokmu. 

Bagiku, wajah yang dipukul telak masih lebih ringan daripada tidak dipeluk kamu di saat-saat seperti ini. Karena tidak dicintaimu adalah sesuatu yang baru, yang membuatku merasa asing di antara segala hati yang membuka pintunya. Di dalam tubuhku, di dalam hidupku, kaulah darahku, alasan degup jantungku! Kini aku merasa bahwa hatimu telah menelanku hidup-hidup. 

Apakah aku melantur? Tidak. Aku hanya takut menjadi bangkai di dalam hatimu dan menjadi puing-puing terabaikan dalam kenangan. Itu saja.


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking